pengunjung

Anda pengunjung ke : Redcounter :
Counter Powered by  RedCounter
Assalamu ’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan Salam Sejahtera.Selamat datang di blog, http://azay-ste.blogspot.com || Terima Kasih atas kunjungan anda di blog ini mudahan semua isi blog ini bermanfa'at buat kalian semua...

Dukun Vs Bidan Desa

Download file format.doc klik di sini

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tenaga yang sejak dahulu kala sampai sekarang memegang peranan penting dalam pelayanan kebidanan ialah dukun bayi atau nama lainnya dukun beranak, dukun bersalin, dukun peraji. Dalam lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal yang terkait dengan reproduksi wanita. Ia selalu membantu pada masa kehamilan, mendampingi wanita saat bersalin, sampai persalinan selesai dan mengurus ibid an bayinya dalam masa nifas.
Dukun bayi biasanya seorang wanita sudah berumur ± 40 tahun ke atas. Pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena ia merasa mendapat pangglan tugas ini. Pengetahuan tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh karena itu apabila timbul komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang professional. Berbagai kasus sering menimpa seoarang ibu atau bayinya seperti kecacatan bayi sampai pada kematian ibu dan anak.
Dalam uasaha meningkatkan pelayanan kebidanan dan kesehatan anak maka tenaga kesehatan seperti bidan mengajak dukun untuk melakukan pelatihan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dalam menolong persalinan, selain itu dapat juga mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan dan segera minta pertolongan pada bidan. Dukun bayi yag ada harus ditingkatkan kemampuannya, tetapi kita tidak dapat bekerjasama dengan dukun bayi dalm mengurangi angka kematian dan angka kesakitan (Prawirohardjo, 2005).

B. TUJUAN
Tujuan umum
Mengetahui gambaran tentang pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis.
Tujan Khusus
1. Untuk mengetahui apa itu pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis
2. Untuk mengetahui cara-cara pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis
3. Untu mengetahui faktor-faktor penyebab mengapa masyarakat lebih banyak yang meminta pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis
4. untuk mengethui usaha-uasa yang dilakukan untuk menjalin kerjasama antara tenaga medis dan non-medis dalam menolong persalinan
5. untuk mengetahui masalah yang dapat ditimbulkan apabila persalinan ditolong oleh tenaga non-medis
6. untuk mengitahui pelayanan apasaja yang dapat diberikan oleh tenaga kesehatan non-medis.
C. MANFAAT
1. Untuk Masyarakat
a. Masyarakat lebih mengetahui tentang bagaimana pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis.
b. Masyarakat lebih bisa mengetahui apa keuntungan dan kerugian pertolongan persalinan oleh non-medis.
2. Untuk Peraji
Peraji menyadari kelemahan dari pertolongan yang diberikannya dan bersedia untuk menerima pelatihan dan menambah pengetahuan.
3. Untuk Tenaga Medis
Kerjasam antara tenaga medis dan non-medis terus terjalin untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan teutama di desa
4. Untuk Pemerintah
AKI dan AKB bisa diturunkan karena mutu pelayanan bisa ditingkatkan.
Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir
1. Keluarga Berencana:
o Penyediaan pelayanan KB gratis bagi Gakin
o Penyediaan Alokon
o Menurunkan kejadian Unmet Need dan 4 terlalu
2. Pelayanan Antenatal:
o Peningkatan kualitas: pemeriksaan laboratorium, konseling, imunisasi dan gizi
o Integrasi dengan program terkait: IMS, HIV, Malaria, Tb dan kecacingan
o Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
3. Pertolongan persalinan:
o Kemiteraan bidan – dukun
o Persalinan dengan MAK III
o Pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan
4. Pelayanan masa nifas:
o Ibu
o Neonatus
o Dilakukan sedini mungkin
5. Penanganan Komplikasi:
o Penyediaan Puskesmas mampu PONED dan RS mampu PONEK yang berfungsi
o Menurunkan CFR
Pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat
o Pendidikan kesehatan reproduksi remaja di sekolah (formal dan non formal) dan non sekolah
o Promosi tentang kesehatan reproduksi pada masyarakat termasuk pemerintah
o Peningkatan pengetahuan dan kesiapan tentang bahaya kehamilan, persalinan dan nifas --> Desa Siaga, GSI, pemanfaatan Buku KIA dan P4K
“Bidan“ Ujung Tombak Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Emi Nurjasmi (PP Ikatan Bidan Indonesia)
Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Maternal dan Neonatal
o Di masyarakat (Pelayanan esensial, deteksi kasus risti + PPGDON di Polindes/ Poskesdes)
o Puskesmas (Pelayanan esensial, deteksi kasus risti + PONED (Tim PONED)
o RS. Kabupaten/Kota
o (Pelayanan esensial, deteksi kasus risti + PONEK (Tim PONEK)
o Pemantapan jaringan pelayanan obstetri dan neonatal di wilayah kabupaten/kota
o Peningkatan Kemitraan (Lintas sektor dan program)
o Jamkesmas
Prinsip Pelayanan Kebidanan di Desa
 Pelayanan di komunitas desa sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, kedokteran, sosial, psikologi, komunikasi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas
 Dalam memberikan pelayanan di desa bidan tetap berpedoman pada standar dan etika profesi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
 Dalam memberikan pelayanan bidan senantiasa memperhatikan dan memberi penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.
Ukuran keberhasilan bidan dalam pelayanan di komunitas/desa tidak hanya penurunan AKI dan AKB, tapi juga bangkitnya gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan kesehatan serta kualitas hidupnya.
Kesimpulan
4. Pada hakekatnya masyarakat punya hak memperoleh pelayanan yang berkualitas -->Ibu Sehat Bayi sehat --> Bangsa sehat
5. Bidan sebagai pemberi jasa harus menjaga mutu pelayanan dan melayani sesuai kebutuhan (mitra perempuan)
6. Bidan harus tetap meningkatkan kemampuan
7. Bidan sebagai tenaga kesehatan pada lini terdepan (ujung tombak)
8. Bidan punya kebutuhan dan harapan (kesejahteraan, masa depan dan keamanan)
9. Pemerintah bertanggungjawab menyediakan yankes (Sarana prasana, SDM dll (Sustainability dan Jamkesmas?)
10. Pemerintah dan OP melakukan pengawasan dan pembinaan
Program Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas
utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini
bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil,
ibu melahirkan, dan bayi neonatal. Salah satu program Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di
kalangan ibu, dan untuk mempercepat penurunan angka Kematian
Ibu dan Anak adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan dan
menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal di
tingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer2.


Untuk meningkatkan cakupan pelayanan antenatal bidan di desa
bekerja sama dengan kader posyandu mencari sasaran ibu hamil
dengan melakukan kunjungan rumah, sosialisasi pentingnya pemeriksaan
kesehatan antenatal, memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilan secara rutin minimal empat kali selama kehamilannya. Pemerintah
memberikan insentif baik berupa gaji dan penghargaan
dalam bentuk bidan teladan, dan mengangkat bidan di desa menjadi
pegawai negeri. Belum semua bidan di desa diangkat menjadi pegawai
negeri, dan insentif yang diberikan dirasa sangat kurang.
Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh puskesmas terhadap bidan
di desa dalam meningkatkan cakupan di rasakan sangat lemah, bidan
penyelia tidak memiliki surat keputusan baik dari dinas maupun puskesmas,
tidak adanya dana operasional dan tidak adanya pen dokumentasian,
tidak adanya jadwal rutin dan hanya bersifat insidentil
menjadikan supervisi tidak efektif.
Pelatihan yang didapat bidan di desa dalam mendukung pencapaian
antenatal care: asuhan persalinan normal, pemantauan wilayah
setempat, pelatihan kegawat daruratan obstetrik dan keluarga berencana.
Tidak semua bidan di desa mendapatkan pelatihan sebagai
penyegaran dan menambah ketrampilan dalam menjalankan tugasnya.
Saran
Pelayanan antenatal care perlu ditingkatkan pelaksanaannnya di
Kotamadya Banda Aceh agar dapat mencapai sasaran yang
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dan antenatal dapat
mendukung program yang berhubungan yang sudah ada di Dinas
Kesehatan seperti gizi, pencegahan penyakit infeksi khususnya tetanus
serta Program Kesehatan Anak, dan diperlukan dukungan serta
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program pelayanan



Artikel yang berhubungan :



0 komentar:

Posting Komentar

Kirim Koment anda sebagai NAMA/URL, Masukka nama Anda dan URL anda, URL bisa diisi sembarangan.
contoh URL : BLOG INI, Friendster, Blog kamu, DLL


KIRIM SEKARANG KOMENTAR ANDA DI SINI

 
Resolution: 1024x768px | Best View:

Powered By Blogger | Portal Design By azay kun || Spooky the evil © 2009